Tuesday, December 21, 2010
Kamera Lubang Jarum
Pinhole Camera atau yang lebih dikenal Kamera Lubang Jarum di Indonesia, pada dasarnya adalah aplikasi praktis dari prinsip dasar kerja kamera modern. Prinsip kerja teknologi fotografi ini, bermula dari keinginan manusia yang nyatanya memang menjadi tuntutan kebutuhan untuk bisa merekam gambar sepersis mungkin.Cikal bakalnya sudah dimulai oleh penulis Cina, Moti, pada abad ke-5 SM, Aristoteles pada abad ke-3 SM, dan seorang ilmuwan Arab ibnu al Haitam atau Al Hazen pada abad ke-10 M. .Perkembangan KLJ di Indonesia semakin besar dengan dibentuknya KLJI pada tanggal 17 Agustus 2002 oleh fotografer Ray Bachtiar Dradjat yang sekaligus penulis buku Memotret Dengan Kamera Lubang Jarum.
KLJ saat ini, lebih didedikasikan untuk pelajaran dasar fotografi dan inovasi teknologi, lebih tepatnya aktivitas fun, art, dan science. Bahan yang digunakan pun berbeda-beda, mulai dari kaleng bekas, kardus, pipa paralon dan kayu yang menyerupai camera pocket.. Sedangkan media yang dipakai tergantung selera fotografer, bisa dari kertas foto atau negatif film(B/W atau warna).Maka sangat pantas jika KLJ digunakan sebagai kendaraan untuk “pendidikan” dan juga “seni”.
Pembuatan KLJ ini tergolong mudah tapi butuh kesabaran dan keteletian lebih.Adapun yang perlu dipersiapkan adalah benda yang kedap cahaya. Adapun teknis pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Siapkan kaleng tempat rokok bekas,pipa paralon dll
2. Pilox bagian dalam degan warna hitam
3. Lubangi bahan 1 tsb dengan bor / paku
4. Pada lubang tadi letakkan guntungan kaleng softdrink yang sudah diamplas dan dilubangi dengan JARUM (sebagai diafragma).
5. Rekatkan lempengan tersebut di kaleng rokok dengan menggunakan lakban hitam
6. Tutup lubang diafaragma tadi dng lakban hitam (sebagai shutter speed)
7. Bila kertas (bisa lucky, ilford, chenfu) sebagai media untuk menangkap image
8. Jika akan hunting masukkan kertas / film tadi. Tentunya di tempat gelap ataupun dengan menggunakan changging bag
Cara mengoperasikannya pun cukup mudah: mainkan lebar bukaan ‘lubang jarum’ serta atur seberapa lama lubang itu dibiarkan terbuka. Secara sederhana, dua aturan di bawah dapat dijadikan panduan:
1. Semakin besar lubang, dan semakin lama bukaan lubang: maka citra menjadi semakin terang, tapi detilnya semakin kabur.
2. Semakin kecil lubang, dan semakin singkat bukaan lubang: maka citra menjadi semakin gelap, tapi detilnya semakin tajam.
Proses selanjutnya adalah proses cuci, proses ini dilakukan di kamar gelap, kalau tidak punya kamar gelap anda bisa menggunakan kamar / kamar mandi yang ditutup rapat-rapat sampai tidak ada cahaya sedikitpun yang masuk.chemical yang dibutuhkan untuk memproses media kertas foto sebenarnya ada 3:
1. Developer : kurang lebih 2-4 menit
2. Stop bath atau cuka : kurang lebih 10-20 detik
3. Fixer : kurang lebih 2-3 menit
Baru setelah itu kita akan mendapatkan citra negatif pada kertas foto yang telah dicuci, proses pemositifan, yaitu dengan cara menempelkan kertas negatif menghadap ke bawah dan harus menempel rata dengan bantuan kaca, lebih bagus lagi diberi spon dibawah. Setelah itu sinari, lakukan tes print terlebih dahulu untuk mendapatkan normal print (proses dilakukan di kamar gelap).
“ KLJ bukan alat yang sempurna tapi kendaraan untuk menjadi sempurna, meski hingga saat ini KLJI masih sarat dengan berbagai ujian, saya tetap yakin, bahwa kita masih ada di jalan yang benar” , pendapat. Ray Bachtiar Drajat.
Nah, selamat mencoba membuat senjata fotografi dengan kretifitas teman-teman !!!!!!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment