Under water fotografi sebenarnya susah-susah gampang. seperti fotografi pada umumnya bergantung dengan cuaca seperti ombak, arus, jarak pandang dan kedalaman serta juga peralatan.
Ombak dan Arus sangat berpengaruh besar dalam pengambilan foto khususnya untuk manuver di bawah air terutama dalam mengejar object bergerak, jika arus kuat, jangankan object bergerak object diampun sangat sulit untuk di foto karena kita harus menahan arus.
Jarak pandang seperti halnya fotografi biasa sangat mempengaruhi kita dalam mengabadikan momen tertentu karena kabur yang disebabkan oleh thermoklin maupun plankton. Apalagi jika kita menggunakan flash maka plankton akan memantulkan sinar dari flash.
Kedalaman, hal ini sangat menentukan dalam pengambilan gambar maupun penyelaman, karena tubuh kita berada dalam tekanan udara yang berbeda, maka kadang kala pada kedalaman tertentu object bergerak keatas dengan cepat kita tidak dapat mengikutinya karena keterbatasan tubuh dalam menyesuaikan dengan tekanan. banyak moment yang bagus akan tetapi sangat sukar untuk mengabadikannya karena keterbatasan tubuh kita. Malah bisa berakibat fatal dan dapat pula mengakibatkan kematian karena decompresi.
Alat, sama seperti foto biasa alat sangat mendukung. ada banyak tersedia kamera under water dipasaran dari yang mahal sampai yang murah. Yang paling umum digunakan adalah kamera nikonos yang sangat manual dan juga kamera slr biasa yang di masukkan kedalam under water housingnya. Kesulitannya kita menggunakan masker sehingga melihat object dari jendela intip dengan menggunakan masker sangat berbeda dengan tanpa menggunakan masker, akan tetapi kita dapat berbesar hati karena saat ini kamera digital biasapun dapat digunakan dalam fotografi bawah air yang penting under water housingnya tersedia (memang saat ini belum semua kamera digital tersedia housingnya) dan lebih mudah karena kita dapat melihat pada layar lcdnya dan mengoperasikannya full automatic.
jika hal-hal diatas terpenuhi, tinggal bagaimana anda berkreasi dengan komposisi.
Thursday, December 30, 2010
Merekam Keseharian dengan Human Interest Fotografi
Foto Human Interest adalah karya foto yang mampu menggambarkan suka duka perjalanan hidup manusia. Ketika sebuah karya foto bisa mewakili perasaan kemanusiaan pada diri orang yang melihatnya maka karya foto tersebut dapat dikelompokkan kedalam foto Human Interest.
Secara umum perasaan humanistis adalah perasaan yang secara universal melekat pada setiap insan manusia. Setiap manusia bisa merasa lucu ketika melihat suatu obyek yang menggelitik. Pada saat yang lain, seseorang bisa merasa haru biru ketika menyaksikan keadaan yang menggugat rasa keadilan pada dirinya. Manakala kita menjumpai kejadian yang memberatkan emosi kita seringkali kita merasa iba. Perasaan lucu, iba, sedih, senang, dan suasana emosional yang lain merupakan perasaan manusiawi yang melekat pada diri setiap orang. Foto Human Interest adalah karya foto yang mampu menggugah perasaah tersebut.
Keadaan ataupun kondisi yang bisa dijadikan sebagai obyek foto Human Interest akan sangat beragam. Namun begitu pada umumnya foto Human Interest menggunakan obyek foto yang didalamnya menyertakan keberadaan sosok manusia. Hal tersebut merupakan keadaan yang lumrah, karena perasaan kemanusiaan seseorang akan lebih mudah tergugah ketika menyaksikan keadaan atau kondisi yang secara mudah memunculkan empati. Kita akan lebih mudah berempati pada kondisi-kondisi dimana sosok kita sebagai manusia ada didalamnya.
Secara umum perasaan humanistis adalah perasaan yang secara universal melekat pada setiap insan manusia. Setiap manusia bisa merasa lucu ketika melihat suatu obyek yang menggelitik. Pada saat yang lain, seseorang bisa merasa haru biru ketika menyaksikan keadaan yang menggugat rasa keadilan pada dirinya. Manakala kita menjumpai kejadian yang memberatkan emosi kita seringkali kita merasa iba. Perasaan lucu, iba, sedih, senang, dan suasana emosional yang lain merupakan perasaan manusiawi yang melekat pada diri setiap orang. Foto Human Interest adalah karya foto yang mampu menggugah perasaah tersebut.
Keadaan ataupun kondisi yang bisa dijadikan sebagai obyek foto Human Interest akan sangat beragam. Namun begitu pada umumnya foto Human Interest menggunakan obyek foto yang didalamnya menyertakan keberadaan sosok manusia. Hal tersebut merupakan keadaan yang lumrah, karena perasaan kemanusiaan seseorang akan lebih mudah tergugah ketika menyaksikan keadaan atau kondisi yang secara mudah memunculkan empati. Kita akan lebih mudah berempati pada kondisi-kondisi dimana sosok kita sebagai manusia ada didalamnya.
Pelukis Punya Lukisan, Fotografer Punya Foto FIne Art
Fine art fotografi adalah bagaimana cara membuat sebuah foto yang memenuhi visi kreatif para fotografer.dan bukan dibuat dengan tujuan mempromosikan atau menjual produk atau jasa, fine art fotografi dibuat untuk memberikan ruang kreatif kepada seorang fotogarafer untuk menungkan ide-ide kreatif yang dimiliki. fine art fotografi di buat tidak dibatasi oleh spesifikasi dari klien.semuanya tentang bagaimana menangkap dan mengekspresikan sebuah keindahan dan menuangkannya melalui seni fotografi.
Subyek fine art fotografi bisa apa saja atau siapa saja, dengan mengunakan imajinasi dari seorang fotografer, fine art fotografi benar-benar dapat mengubah sesuatu yang sederhana menjadi sebuah karya yang memiliki sebuah makna dan nilai seni. Anda dapat menemukan foto-foto dari daun, bunga, mobil, manusia, langit atau apa saja yang telah berubah menjadi sesuatu yang luar biasa yang disebabkan oleh kemampuan imajinasi seorang fotografer.”sebuah foto bermakna seribu kata” benar-benar diterapkan untuk sebuah karya fine art fotografi. Seorang fotografer menangkap sebuah gambar yang akan membangkitkan emosi dan ekspresi dari masyarakat dan mampu memberikan sebuah interpretasi dari sebuah karya fotografi yang akan menimbulkan sebuah imajinasi kedalam kepribadian mereka.Beberapa orang mungkin merasa marah,takut,gembira dan bahagia dan beberapa Orang mungkin bisa menghargai sebuah karya fine art fotografi, berbagai emosi dan reaksi yang mungkin timbul saat seorang fotografer menampilkan karya-karya Fine art fotografi kedalam masyarakat.karna fine art fotografi tidak memiliki batas-batas spesifik bagaimana cara mereka dapat mengambil sebuah foto dari obyek apapun dan siapapun dan dalam fine art fotografi tidak ada aturan-aturan dan teknik yang baku yang di pergunakan oleh seorang fotografer.
Dalam fine art fotografi seorang fotografer memiliki kebebasan total ketika menangkap dan mengekpresikan suatu subyek foto mereka,masing-masing fotografer memiliki teknik dan gaya berbeda.karena setiap foto adalah ekspresi pribadi dari seorang fotografer dan sebuah perasaan sangat mempengaruhi pesan yang akan disampaikan dari sebuah foto.Fine art fotografi adalah sebuah ekpresi yang memiliki visi kreatif seorang fotografer, tidak ada aturan yang benar dan yang salah dalam fine art fotografi. Siapapun dapat membuat fine art fotografi dan semua yang dilakukan adalah melakukan beberapa praktek dan pemahaman tentang bagaimana kamera bekerja untuk membantu Anda mengambil gambar yang akan anda inginkan.
Subyek fine art fotografi bisa apa saja atau siapa saja, dengan mengunakan imajinasi dari seorang fotografer, fine art fotografi benar-benar dapat mengubah sesuatu yang sederhana menjadi sebuah karya yang memiliki sebuah makna dan nilai seni. Anda dapat menemukan foto-foto dari daun, bunga, mobil, manusia, langit atau apa saja yang telah berubah menjadi sesuatu yang luar biasa yang disebabkan oleh kemampuan imajinasi seorang fotografer.”sebuah foto bermakna seribu kata” benar-benar diterapkan untuk sebuah karya fine art fotografi. Seorang fotografer menangkap sebuah gambar yang akan membangkitkan emosi dan ekspresi dari masyarakat dan mampu memberikan sebuah interpretasi dari sebuah karya fotografi yang akan menimbulkan sebuah imajinasi kedalam kepribadian mereka.Beberapa orang mungkin merasa marah,takut,gembira dan bahagia dan beberapa Orang mungkin bisa menghargai sebuah karya fine art fotografi, berbagai emosi dan reaksi yang mungkin timbul saat seorang fotografer menampilkan karya-karya Fine art fotografi kedalam masyarakat.karna fine art fotografi tidak memiliki batas-batas spesifik bagaimana cara mereka dapat mengambil sebuah foto dari obyek apapun dan siapapun dan dalam fine art fotografi tidak ada aturan-aturan dan teknik yang baku yang di pergunakan oleh seorang fotografer.
Dalam fine art fotografi seorang fotografer memiliki kebebasan total ketika menangkap dan mengekpresikan suatu subyek foto mereka,masing-masing fotografer memiliki teknik dan gaya berbeda.karena setiap foto adalah ekspresi pribadi dari seorang fotografer dan sebuah perasaan sangat mempengaruhi pesan yang akan disampaikan dari sebuah foto.Fine art fotografi adalah sebuah ekpresi yang memiliki visi kreatif seorang fotografer, tidak ada aturan yang benar dan yang salah dalam fine art fotografi. Siapapun dapat membuat fine art fotografi dan semua yang dilakukan adalah melakukan beberapa praktek dan pemahaman tentang bagaimana kamera bekerja untuk membantu Anda mengambil gambar yang akan anda inginkan.
Dunia Fotografi Fashion
Rentang perjalan dunia mode dunia sudah sepanjang peradapan manusia itu sendiri, tak pernah lepas diri kita akan busana yang kita gunakan dan bagai mana sebuah rancangan mode seorang perancang mode mengubah cara hidup kita, dan bagai mana kita memandang diri terhadap linkungan dan budaya.
Berkembang seiring dengan dunia mode, menciptakan secara pasti sebuah aliran yang sangat berkembang secepat perkembangan dunia mode itu sendiri, dan seiring mereka memberikan nuansa yang tak lagi menjadi apa yang awalnya diciptakan, tidak lagi sebagai medium acuan atau sebagai foto produk, ia berefolusi menjadi sebuah bentuk hasil olah rasa yang tinggi. Foto fashion tidak lagi berbentuk foto produk tapi berkembang menjadi aliran yang mengutamakan artistik tinggi yang mewakili rancangan itu sendiri dengan tingkat persaingan dalam menjual ide, konsep dan tidak hanya dari sisi rancangan mode, tapi juga tehnik fotografi, tata make-up dan rambut, tata gaya, tata ruang dan lain sebagainya yg menghasilkan sebuah karya seni. Banyak fotografer mode yang dalam bekerja tidak hanya mengandalkan crew (asistennya) saja tapi mereka sangat membutuhkan dan saya rasa kedudukan mereka sama dengan si fotografer, tak lain adalah sang fashion stylist, yg sangat bertanggung jawab akan keserasian mode yg dikenakan dengan konsep, ide dan mood yang akan dibangun oleh sang fotografer, atau yang diinginkan oleh client mereka. Satu orang lagi yang tak kalah pentinggya adalah si Make-up artist, dia juga sangat berpengaruh dalam menyulap seorang model yg tampak biasa menjadi seorang diva.
Banyak kita lihat karya-karya maestro fashion yang sangat elegan dan cantik dipamerkan diruang publik seperti bilboard, poster dan juga majalah-majalah mode. Jika kita ikuti perkembangannya dari tiap era maka apa yang dihasilkan oleh seniman foto atas sebuah rancangan mode tersebut selalu mewakili era tersebut, seperti era 40-an diman wanita masih sangat feminim dan tegar, kuat, namun sederhana, maka ide dan konsep fotonya tidak akan jauh dari foto2 yang menggambarkan sebuah garis rancangan mode yang sangat elegan dan glamour. Masuk dalam era psychedelic (70-an) atau yang kita kenal dengan generasi bunga, dimana semua gerakan ditujukan atas penentangan atas perang, maka mode dan konsep fotonya pun banyak yang tidak jauh dari gambaran mimpi, keindahan surga yang dicapai dari segala bentuk obat-obatan yang menjadi prima dona pada era itu.
Dalam perkembangan dunia foto fashion saat ini terjadi sebuah pengulangan bentuk penggarapan yang tercipta akan ispirasi masa-masa kejayaan duani fasion 40, 60-70-an, di mana masa 80 merupakan masa kegelapan dunia mode. Saya rasa era 80-an ini sudah dilupakan, karena ini adalah tahun dimana semua orang berlomba untuk menjadi orang aneh, fashionnya sangat artificial, namun memiliki khasnya era tersebut, era cupu kata anak sekarang. Penterjemahan akan sebuah konsep foto atas sebuah mode, tidak lagi terbatas akan era yang diwakilinya, banyak fotografer yang sudah merasa jenuh dengan gaya dan ide yang sangat monoton, yang hannya menonjolkan garis-garis rancangn dari sang perancang mode, atau sang perancang mulai menutupi rahasia rancangannya agar tidak mudah di bajak seperti vcd dan dvd yang dengan mudahnya didapat di glodok dan ratu plasa, hemmmmm siapa yang tau.
Di mana batas antara sebuah foto porno, art nude dan foto sopan sudah tidak ada batas, maka makin meraja lela ide dan konsep yang disodorkan ke halayak penikmat mode, seperti kita liat foto-foto promo produk Guess, yang sangat jelas membaurkan batasan-batasan antara sensualitas dan keindahan (bisa tubuh, bisa produknya bisa yang .....). Atau rankaian foto promo produk Dior, dengan model yang berkeringat disekucur tubuhnya dan menari bak cewek yang sedang menikmati sensualitasnya, atau Burberry, sebuah produk baju yang dgambarkan dengan seorang wanita berpenampilan dengan kelas yang sanagt jelas yautu golongan A dengan baju seperti era 40-an namun sedikit nakal, digambarkan dengan cara duduk si model yang seperti laki-laki sehingga tersingkap belahan bagian tengah rok tersebut hingga tersingkap -maaf- celana dalamnya, namun dengan eksekusi hitam putih dan set ruang dan tata gaya yang sangt menunjang foto ini tidak tampak foto murahan dan yg bisa mengundang kaum feminis mengamuk...tidak sama sekali.
Kini eksploitasi sex tidak lagi ada perbedaanya di dunia fotgrafi, disaat dunia fashion jenuh akan eksekusi fotografi yang monoton, eksekusi semacam ini menjadi sebuah pencerahan dan memang sex adalah sumber inspirasi yang tidak pernah habisnya, seperti kitab Kamasutra, yang selalu ingimn digali dan difahami sebagai sebuah gaya hidup modern. Dimana posisi-posis gaya yang awalnya hanya dilakukan oleh bintang-bintang porni atau panggung penari erotis, kita bingkai-bingkai foto itu dipindahkan oleh fotografer-fotografer abad ini ke lembar foto atau majalah fashion sebagai bentuk seni yang tidak murahan, seperti Bhetina Reims, David Lachapelle, Jurgen Tylor, Mchiell Thomson, Nick Knight, dan masih banyak lagi, mereka bukan fotografer kacangan atau yng baru muncul, eksekusi mereka tidak lagi berdasarkan tehnik semata, tapi berdasarkan konsep, bmereka bekerja berdasarkan konsep, ide dan fashion itu sendiri.
Makanya jangan heran jika kita melihat hasil jepretan mereka dimajalah fashion seperti Vouge, iD, W, V, Bazzar, Surface, dll, sangat seksi, sangat sexual tapi indah, cantik dan mempesona, namun bukan karya porno.....selamat datang di dunia mode, semoga anda bisa menikmatinya.....
Berkembang seiring dengan dunia mode, menciptakan secara pasti sebuah aliran yang sangat berkembang secepat perkembangan dunia mode itu sendiri, dan seiring mereka memberikan nuansa yang tak lagi menjadi apa yang awalnya diciptakan, tidak lagi sebagai medium acuan atau sebagai foto produk, ia berefolusi menjadi sebuah bentuk hasil olah rasa yang tinggi. Foto fashion tidak lagi berbentuk foto produk tapi berkembang menjadi aliran yang mengutamakan artistik tinggi yang mewakili rancangan itu sendiri dengan tingkat persaingan dalam menjual ide, konsep dan tidak hanya dari sisi rancangan mode, tapi juga tehnik fotografi, tata make-up dan rambut, tata gaya, tata ruang dan lain sebagainya yg menghasilkan sebuah karya seni. Banyak fotografer mode yang dalam bekerja tidak hanya mengandalkan crew (asistennya) saja tapi mereka sangat membutuhkan dan saya rasa kedudukan mereka sama dengan si fotografer, tak lain adalah sang fashion stylist, yg sangat bertanggung jawab akan keserasian mode yg dikenakan dengan konsep, ide dan mood yang akan dibangun oleh sang fotografer, atau yang diinginkan oleh client mereka. Satu orang lagi yang tak kalah pentinggya adalah si Make-up artist, dia juga sangat berpengaruh dalam menyulap seorang model yg tampak biasa menjadi seorang diva.
Banyak kita lihat karya-karya maestro fashion yang sangat elegan dan cantik dipamerkan diruang publik seperti bilboard, poster dan juga majalah-majalah mode. Jika kita ikuti perkembangannya dari tiap era maka apa yang dihasilkan oleh seniman foto atas sebuah rancangan mode tersebut selalu mewakili era tersebut, seperti era 40-an diman wanita masih sangat feminim dan tegar, kuat, namun sederhana, maka ide dan konsep fotonya tidak akan jauh dari foto2 yang menggambarkan sebuah garis rancangan mode yang sangat elegan dan glamour. Masuk dalam era psychedelic (70-an) atau yang kita kenal dengan generasi bunga, dimana semua gerakan ditujukan atas penentangan atas perang, maka mode dan konsep fotonya pun banyak yang tidak jauh dari gambaran mimpi, keindahan surga yang dicapai dari segala bentuk obat-obatan yang menjadi prima dona pada era itu.
Dalam perkembangan dunia foto fashion saat ini terjadi sebuah pengulangan bentuk penggarapan yang tercipta akan ispirasi masa-masa kejayaan duani fasion 40, 60-70-an, di mana masa 80 merupakan masa kegelapan dunia mode. Saya rasa era 80-an ini sudah dilupakan, karena ini adalah tahun dimana semua orang berlomba untuk menjadi orang aneh, fashionnya sangat artificial, namun memiliki khasnya era tersebut, era cupu kata anak sekarang. Penterjemahan akan sebuah konsep foto atas sebuah mode, tidak lagi terbatas akan era yang diwakilinya, banyak fotografer yang sudah merasa jenuh dengan gaya dan ide yang sangat monoton, yang hannya menonjolkan garis-garis rancangn dari sang perancang mode, atau sang perancang mulai menutupi rahasia rancangannya agar tidak mudah di bajak seperti vcd dan dvd yang dengan mudahnya didapat di glodok dan ratu plasa, hemmmmm siapa yang tau.
Di mana batas antara sebuah foto porno, art nude dan foto sopan sudah tidak ada batas, maka makin meraja lela ide dan konsep yang disodorkan ke halayak penikmat mode, seperti kita liat foto-foto promo produk Guess, yang sangat jelas membaurkan batasan-batasan antara sensualitas dan keindahan (bisa tubuh, bisa produknya bisa yang .....). Atau rankaian foto promo produk Dior, dengan model yang berkeringat disekucur tubuhnya dan menari bak cewek yang sedang menikmati sensualitasnya, atau Burberry, sebuah produk baju yang dgambarkan dengan seorang wanita berpenampilan dengan kelas yang sanagt jelas yautu golongan A dengan baju seperti era 40-an namun sedikit nakal, digambarkan dengan cara duduk si model yang seperti laki-laki sehingga tersingkap belahan bagian tengah rok tersebut hingga tersingkap -maaf- celana dalamnya, namun dengan eksekusi hitam putih dan set ruang dan tata gaya yang sangt menunjang foto ini tidak tampak foto murahan dan yg bisa mengundang kaum feminis mengamuk...tidak sama sekali.
Kini eksploitasi sex tidak lagi ada perbedaanya di dunia fotgrafi, disaat dunia fashion jenuh akan eksekusi fotografi yang monoton, eksekusi semacam ini menjadi sebuah pencerahan dan memang sex adalah sumber inspirasi yang tidak pernah habisnya, seperti kitab Kamasutra, yang selalu ingimn digali dan difahami sebagai sebuah gaya hidup modern. Dimana posisi-posis gaya yang awalnya hanya dilakukan oleh bintang-bintang porni atau panggung penari erotis, kita bingkai-bingkai foto itu dipindahkan oleh fotografer-fotografer abad ini ke lembar foto atau majalah fashion sebagai bentuk seni yang tidak murahan, seperti Bhetina Reims, David Lachapelle, Jurgen Tylor, Mchiell Thomson, Nick Knight, dan masih banyak lagi, mereka bukan fotografer kacangan atau yng baru muncul, eksekusi mereka tidak lagi berdasarkan tehnik semata, tapi berdasarkan konsep, bmereka bekerja berdasarkan konsep, ide dan fashion itu sendiri.
Makanya jangan heran jika kita melihat hasil jepretan mereka dimajalah fashion seperti Vouge, iD, W, V, Bazzar, Surface, dll, sangat seksi, sangat sexual tapi indah, cantik dan mempesona, namun bukan karya porno.....selamat datang di dunia mode, semoga anda bisa menikmatinya.....
Saturday, December 25, 2010
Wanna Play Infrared???
Fotografi inframerah adalah suatu teknik dalam bidang fotografi untuk merekam cahaya yang oleh mata telanjang tidak dapat dilihat dan oleh karena itu diperlukan filter yang menampik hampir semua cahaya spektrum yang terlihat oleh kita dan mengijinkan cahaya inframerah (IR) untuk diteruskan masuk ke kamera, dengan catatan bahwa sensor atau film dalam kamera tersebut harus sensitif terhadap cahaya inframerah. Ketika teknik tersebut digunakan, hasil dari foto inframerah bisa menjadi foto hitam-putih yang kontras atau foto false-color, seperti contohnya warna daun yang hijau segar akan terlihat putih, pemandangan yang panas akan tampak seperti di musim salju dan seperti di dunia lain.
Kamera inframerah citra panas inframerah dari suatu benda. Namun penggunaan kamera digital untuk melacak radiasi panas dibatasi penyaring inframerah di dalam badan kamera, sebab bayangan yang terbentuk di sensor digital akibat pancaran inframerah dianggap bisa merusak kualitas gambar normal.
Kamera inframerah citra panas inframerah dari suatu benda. Namun penggunaan kamera digital untuk melacak radiasi panas dibatasi penyaring inframerah di dalam badan kamera, sebab bayangan yang terbentuk di sensor digital akibat pancaran inframerah dianggap bisa merusak kualitas gambar normal.
Wednesday, December 22, 2010
Tips Memotret Lomo
1. Take your LOMO everywhere you go.
Bawalah kamera Lomo anda kemanapun anda pergi, karena dimana pun anda dapat menemukan obyek foto yang tak terduga.
2. Use it anytime – day or night.
Pakailah kamera Lomo anda tanpa batas. Pakai kamera Lomo anda baik siang maupun malam, kapan saja di berbagai situasi dan kondisi.
3. Lomography is not an interference in your life, but a part of it.
Jadikanlah Lomografi sebagai bagian dari diri anda dan nikmatilah waktu anda memotret suatu obyek dengan kamera Lomo.
4. Shoot from the hip.
5. Approach the objects of your lomographic desire as close as possible.
Dekati obyek foto anda sedekat mungkin selain karena kamera Lomo umumnya tidak ada zoom, harus ada feel tersendiri antara anda dengan obyek foto.
6. Don’t think.
Jangan berpikir, gunakan hati dan penglihatan anda.
7. Be fast.
Cepat dalam memotret suatu obyek foto, anda tidak perlu banyak berpikir/berteknik.
8. You don’t have to know beforehand what you’ve captured on film.
Anda tidak perlu terlalu memikirkan gambar seperti apa yang akan anda ambil.
9. You don’t have to know afterwards, either.
Anda juga tidak perlu memikirkan bagaimana hasil dari gambar yang telah anda ambil.
10. Don’t worry about the rules.
Jangan khawatir tentang aturan-aturan fotografi dan jangan terlalu memikirkannya saat anda menggunakan kamera Lomo.
Membuat Karya Seni Dengan Nude Photograpy
Membuat gambar nude atau hanya bagian tubuh yang berpakaian dimulai sejak adanya umat manusia, jadi hal ini tidak bisa dihidari di fotografi. Konsep nude tentu saja menjadi perhatian khusus di masayarakat umum. Fotografer harus berhati-hati dalam menciptakan foto ini, karena kesalahan kecil saja dapat membuat foto ini menjadi pornografi. Oleh karena itu fotografer harus mempunyai pengalaman yang cukup, cita rasa, dan mata fotografi yang terlatih. Hal lain yang membuat sempurna mempunyai pengalaman bekerja dengan kamera dan peralatan lampu, serta komunikasi yang baik dengan model.
Nude photography merupakan gaya dari fotografi seni yang melukiskan tubuh telanjang sebagai suatu studi. Nude photographyNude photography bukan sekedar ketelanjangan di dalam fotografi, lebih luas lagi di dalamnya mengandung nilai-nilai estetis. (wikipedia.org) harus dibedakan dari fotografi erotis, yang mempunyai suatu komponen secara seksual sugestif. Praktisi fotografi sering kali melukiskan bagian dari tubuh sebagai potongan dari seni, istilah ini di ambil dari seni lukis yaitu terminologi telanjang untuk menghindari unsur-unsur erotis atau pornografi.
Nude photography merupakan gaya dari fotografi seni yang melukiskan tubuh telanjang sebagai suatu studi. Nude photographyNude photography bukan sekedar ketelanjangan di dalam fotografi, lebih luas lagi di dalamnya mengandung nilai-nilai estetis. (wikipedia.org) harus dibedakan dari fotografi erotis, yang mempunyai suatu komponen secara seksual sugestif. Praktisi fotografi sering kali melukiskan bagian dari tubuh sebagai potongan dari seni, istilah ini di ambil dari seni lukis yaitu terminologi telanjang untuk menghindari unsur-unsur erotis atau pornografi.
Mari Membuat Foto BW Mejadi Dramatis
Foto hitam putih adalah salah satu jenis foto yang tak lekang oleh waktu. Tanpa adanya elemen warna yang mengganggu, kadang foto hitam putih justru lebih kuat membekas di benak yang melihatnya. Orang sering bilang lebih dramatis dan elegan (itulah kenapa fotografer wedding selalu menyertakan beberapa foto hitam putih dalam album yang diserahkan ke klien). Berikut adalah tips memotret foto hitam putih yang mungkin berguna bagi anda:
Potretlah dalam mode warna – Kamera digital menghasilkan rentang tone yang lebih lebar dalam mode warna karena dalam mode ini sensor mengambil data dari 3 channel – Red, Green dan Blue atau RGB. Untuk itulah, foto hitam yang dihasilkan dari pengolahan foto warna menggunakan photo editor di komputer akan cenderung lebih baik kualitasya
Setting ISO serendah mungkin – Noise (bintik-bintik kecil putih yang muncul di foto anda) akan tampak lebih menonjol dalam foto hitam putih dibanding dalam foto warna. Gunakan ISO serendah mungkin supaya pada saat foto di proses nantinya, noise bisa diminimalkan.
Mendung adalah saat terbaik – Adanya mendung akan membuat kontras lebih rendah, dan ini adalah saat terbaik untuk membuat foto hitam – putih. Anda tidak akan terlalu perduli warna langit yang abu – abu, toh dalam foto hitam putih tidak akan terlalu terlihat.
Eksploitasi tekstur, pola dan garis – Dalam foto hitam putih, tekstur – pola dan garis akan lebih terlihat menonjol dan semakin menarik. Untuk itu eksploitasi-lah jika anda menemukan adanya komponen tersebut.
Sidelighting adalah cahaya terbaik – Ketika memotret di luar ruangan untuk foto hitam putih anda, tonjolkan bentuk secara maksimal dengan mengandalkan pencahayaan samping (sidelighting), sehingga jatuh bayangan jadi sangat menarik. Sidelighting terjadi saat anda memotret di pagi atau sore hari.
Potretlah dalam mode warna – Kamera digital menghasilkan rentang tone yang lebih lebar dalam mode warna karena dalam mode ini sensor mengambil data dari 3 channel – Red, Green dan Blue atau RGB. Untuk itulah, foto hitam yang dihasilkan dari pengolahan foto warna menggunakan photo editor di komputer akan cenderung lebih baik kualitasya
Setting ISO serendah mungkin – Noise (bintik-bintik kecil putih yang muncul di foto anda) akan tampak lebih menonjol dalam foto hitam putih dibanding dalam foto warna. Gunakan ISO serendah mungkin supaya pada saat foto di proses nantinya, noise bisa diminimalkan.
Mendung adalah saat terbaik – Adanya mendung akan membuat kontras lebih rendah, dan ini adalah saat terbaik untuk membuat foto hitam – putih. Anda tidak akan terlalu perduli warna langit yang abu – abu, toh dalam foto hitam putih tidak akan terlalu terlihat.
Eksploitasi tekstur, pola dan garis – Dalam foto hitam putih, tekstur – pola dan garis akan lebih terlihat menonjol dan semakin menarik. Untuk itu eksploitasi-lah jika anda menemukan adanya komponen tersebut.
Sidelighting adalah cahaya terbaik – Ketika memotret di luar ruangan untuk foto hitam putih anda, tonjolkan bentuk secara maksimal dengan mengandalkan pencahayaan samping (sidelighting), sehingga jatuh bayangan jadi sangat menarik. Sidelighting terjadi saat anda memotret di pagi atau sore hari.
Tuesday, December 21, 2010
Breaking the Rule with Contemporer Photography
Fotografi merupakan seni. Seni yang mampu melihat sesuatu hingga ke bagian detailnya. Namun, seiring berjalannya waktu, fotografi pun ikut berjalan kepada sebuah kemajuan era kontemporer, dimana era kontemporer ini merupakan suatu sudut pandang baru dari sang pencipta yang dapat melahirkan nilai-nilai baru yang menembus batas seni. Fotografi kontemporer cenderung mencari nilai kebenaran diantara banyak kebohongan dalam budaya modern.
Fotografi kontemporer berawal dari tahun 60-an, yaitu ketika fotografi dianggap sebagai suatu etika cara pandang. Seniman fotografi ini seperti Andy Warhol, Francis Bacon, Gerhard Richter, dan Edward Hopper memahami dimana fotografi sebagai tradisi seni lukis berbenturan dan tumpang-tindih dengan nilai fotografis. Dan di masa ini terdapat karya-karya dari model estetika masyarakat industri melalui media massa dan lembaga periklanan yang disebut sebagai ''ledakan ke luar''.
Fotografi kontemporer memiliki proses kreatif yang tinggi. Karena pengkarya harus berimajinasi dan mengonsep karyanya. Hingga pada akhirnya fotografi akan menjadi seni yang abstrak, universal dan bebas. Lalu akhirnya kebebasan membuat batasan-batasan yang ada di dalam fotografi sengaja dihilangkan dan membentuk tatanan baru.
Saat karya menggambarkan apa yang dirasakan atau apa yang dialami pengkarya maka, melalui proses kreatif itu kita akan menyadari bahwa semua itu akan sangat subyektif dan relatif. Karena proses kreatif itu berasal dari diri si seniman. Maka segala hal bisa ekspresikan, keindahan pun menjadi subyektif, aturan dan golden rule pun menjadi satu yang subyektif, akhirnya seni menjadi abstrak, universal dan bebas. Dan kebebasan itu keluar dari jalur keteraturan, kemapanan, komposisi, golden rule, dll yang biasanya digunakan. Fotografi kontemporer berhasil melahirkan seni baru yang tidak memiliki batas dan pada akhirnya membuahkan keindahan tanpa aturan-aturan pasti yang oleh fotografer terdahulu dianggap sebagai nilai mutlak.
Jika kita pahami karya-karya itu sebagai satu ragam yang baru dan apresiasi yang baru, segar dan modern maka kita akan sadar bahwa karya-karya itu akan benar-benar dikemudian hari akan memperkaya khasanah seni fotografi di Indonesia dan pada akhirnya dapat diterima.
Jheprat jhepret di Panggung Sejuta Aksi
Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment. MEMOTRET pertunjukan di panggung merupakan sebuah cabang fotografi yang unik. Pengetahuan fotografi saja tidak cukup untuk bekal melakukannya. Selain butuh pengalaman dari pemotretan-pemotretan sebelumnya, fotografi panggung juga butuh "pengalaman lokal". Pengalaman lokal yang dimaksud adalah pemahaman pada adegan-adegan yang akan dipotret. Pada sebuah pertunjukan teater misalnya, seorang fotografer perlu mendapatkan "adegan kunci", yaitu sebuah foto yang bisa mewakili pertunjukan secara keseluruhan. Di sini, waktu atau timing saat kamera dijepretkan sangatlah menentukan. Dua adegan yang berselisih waktu detik pun bisa sangat berbeda penampilannya. Dalam foto panggung yang paling wajib untuk diperhatikan adalah kecepatan merekam cahaya dari kamera. Alasannya mutlak, karena aksi panggung selalu dihiasi dengan kecepatan gerak dan aksi. Tidak dipungkiri, banyak pemula dalam fotografi yang kewalahan dalam hal ini, atau dengan kata lain kesulitan dalam membuat foto bagus dari hasil foto panggung.
Penyebab tidak terwujudnya foto panggung yang baik adalah lensa. Lensa yang baik yang mempunyai focal length (jarak) yang pas dan diafragma dengan bukaan yang besar. Bukaan diafragma yang besar menyebabkan sinar banyak yang masuk kedalam rana rekam. Dengan demikian kita tidak akan kekurangan cahaya untuk merekam. Cahaya yang masuk kedalam rana pastilah mendongkrak nilai kecepatan rekam.Hal lainnya adalah ISO. Semakin tinggi nilai ISO yang kita pasang [digital] akan semakin baik daya tangkap kecepatan dan daya tangkap cahaya. Kekurangannya menggunakan ISO yang tinggi nilainya menyebabkan hasil foto menjadi berbintik atau berpasir. Di fotografi biasa disebut dengan noise. Oleh sebab itu, pergunakanlah lensa yang baik untuk memotret kejadian dipanggung, kemudian jarak yang pas untuk eksekusi, pemilihan metering [kecepatan & diafragma] yang tepat, serta ISO yang tinggi dan diperkirakan masih minim noise.
Jarak pemotretan dengan panggung sewajarnya adalah 1 sampai 2 meter didepan panggung dengan menggunakan lensa minimal 70mm. Dengan jarak sedemikian kita masih dapat mengambil komposisi tiap-tiap pemain diatas panggung. Dan dengan jarak sedemikian pula, kita masih dapat mengambil close up wajah pemain diatas panggung dengan angle dan focal length tertentu.
Membidik Flora Dalam Kamera
Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera. Jenis foto dengan obyek tanaman atau tumbuhan dikenal dengan istilah foto flora. Umumnya, orang memotret tumbuh-tumbuhan untuk merekam keindahan-keindahan bentuk dan warna, seperti bentuk daun atau warna-warni dari bunga. Selain itu, ada juga yang memotret tumbuhan untuk kepentingan penelitian. Prinsip mencintai alam berlaku pula jika kita ingin mengabadikan dunia flora ini. Pada intinya, memotret flora membutuhkan pengenalan terhadap karakteristik obyek. Karena sebagai makhluk hidup, tumbuhan tentu memiliki perilaku tertentu yang unik., misalnya ada tumbuhan sejenis bunga yang merekah pada saat-saat tertentu saja. Dengan mengenali perilaku tumbuhan yang akan kita potret, maka foto flora yang baik lebih mungkin dihasilkan.
Teknik Komposisi Dalam Fotografi Menimbulkan Kesan Mendalam
Komposisi adalah susunan atau tatanan. Dalam fotografi, komposisi diartikan sebagai penataan unsure-unsur fotografi dalam sebuah bingkai foto. Tujuannya agar foto tersebut mampu mengkomunikasikan maksud kepada penikmat foto.
Unsur-unsur dalam komposisi :
- Komposisi Titik
Unsur ini merupakan yang paling sederhana dan sering dijumpai dalam sebuah foto. Fungsinya sebagai pembanding antara obyek dengan bingkainya. Misalnya obyek dalam foto tersebut mau dijadikan obyek utama atau pelengkap saja.
- Komposisi Garis
Garis adlah sekumpulan dari beberapa titik. Perwujudan garis dalam bingkai foto bisa berupa garis yang terlihat (nyata) juga bisa garis imajiner (kasat mata),bentuknyapun bermacam-macam diagonal, lengkung, garis, datar, dll. Fungsinya agar foto yang dihasilkan terlihat dinamis karena ada penataan obyek selain itu juga memberikan kesan terhadap foto .
- Komposisi Bidang/bentuk
Bidang merupakan sekumpulan beberapa garis yang akhirnya menciptakan suatu bentuk. Misalnya segitiga=kesan kokoh, segiempat=statis, dsb. Jika dalam bingkai foto berupa bidang 2D tersebut disatukan akan memberikan bentuk yang memiliki kedalaman 3D.
- Komposisi Tekstur
Tekstur banyak sekali dijumpai disekeliling kita, tekstur erat kaitannya dengan rasa. Tekstur halus, kasar memberikan kesan yang berbeda-beda.
- Komposisi pola
Pola adalah pengulangan dua hal berkaitan. Pengulangan pada sebuah pola akan menjelaskan suatu jalan cerita.
- Komposisi warna dan kontras
Secara garis besar warna terbagi atas warna hangat dan warna sejuk. Warna yang terdapat dalam bingkai foto akan berpengaruh terhadap keindahan foto tersebut. kesan yang ditimbulkanpun berbeda pula. Warna terang memberikan kesan menonjol daripada warna gelap yang cenderung suram dan menjorok masuk kedalambingkai, sedangkan mata akan lebih tertarik terhadap warna yang cenderung terang.
Membingkai Indahnya Alam melalui Foto Landscape
Foto Landscape adala subyek pemotretan yang sangat populer kedua setelah pemotretan manusia, dan sangat mudah dipahami. Tidak ada yang lebih menyenangkan dibandingkan ketika kita datang ke daerah pedesaan dan menghabiskan waktu berhari-hari menangkap indahnya pemandangan dengan sebuah kamera. Namun sayangnya, sedikit sekali foto landscape tampil sebagaimana aslinya. Ketika berhadapan dengan keindahan, kebanyakan fotografer kurang hati-hati menjepretkan kamera, dan tampilan gambar terlihat pucat sehingga tidak berhasil menangkap karakter suatu tempat.
Foto landscape yang sukses adalah semua hal yang ada sangkut pautnya dengan melihat, menunggu dan berjalan. Anda perlu memahami landscape, mengetahui ritmenya dan biarkan diri anda terpengaruh dengan apa yang anda lihat. Anda perlu menunggu kondisi cahaya yang benar-benar pas sebelum anda menekan tombol Shutter pada kamera anda. Tetapi hal yang lebih penting adalah anda perlu berjalan dan terus berjalan. Jarang sekali foto landscape yang bagus dipotret dari pinggir jalan atau jalan setapak yang sering dilalui oleh kebanyakan orang, dan hanya dengan melewati jalur yang tidak biasa dilewati orang maka anda bisa memotret foto landscape yang sangat indah yang tidak dipunyai oleh orang lain.
Foto Still Life
Subyek foto yang satu ini mungkin tidak menawarkan kehebohan sebagaimana foto olahraga, kecerdikan foto candid, atau keindahan foto lanskap, tetapi fotografi still life adalah sebuah subyek yang sangat berguna dan menantang yang benar-benar menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis anda.
Apa yang membuat still life berbeda dengan disiplin fotografi lainnya adalah anda tidak bisa hanya sekedar mengarahkan kamera dan menjepretnya. Sebelum sebuah gambar bisa diabadikan, pertama yang harus anda lakukan adalah mencari obyek yang pantas, mengubahnya pada sebuah komposisi dan pengaturan cahaya yang baik untuk membawanya menjadi sebuah gambar yang estetik.
Sudut Kekokohan Bangunan Dimata Fotografi Arsitektur
Arsitektur adalah satu dari sekian banyak subyek yang bisa anda temui. Kemanapun anda pergi anada akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan design. Periode sejarah direfleksikan secara gamblang dengan bukti perubahan gaya arsitektur di berbagai kota besar dan kecil, dan mereka menyuguhkan banyak kesempatan untuk diabadikan dalam foto. Bahkan rumah-rumah disekitar anda bisa tampil sangat bagus dalam foto.
Tujuan para fotografer arsitektur, seperti halnya dengan fotografer lanskap, yaitu untuk menangkap karakter suatu subyek melalui komposisi dan penggunaan cahaya yang tepat. Mengerti tentang gaya arsitektural suatu subyek adalah sangat penting, seperti halnya dengan menegtahui tentang sebuah portrait subyek akan membantu anda merekam kepribadian mereka.
Kesempurnaan teknis adlah juga memegang peranan penting. Bangunan dan subyek statis, tidak bisa pergi kemana-mana atau anda harus buru-buru dengan kamera anda, sehingga tidak ada alasan mengapa anda tidak meluangkan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari untuk mencari sudut pandang yang bagus dari bangunan tersebut, atau menunggu kondisi yang tepat sebelum anda lakukan pemotretan.
Foto Anak
Anak-anak bisa menjadi teman baik bagi fotografer sekaligus sebagai musuh yang paling menakutkan. Rasa tak bersalah, antusiasme yang tak ada batasnya serta kebebasannya menjadikan mereka subyek yang riang gembira dalam foto. Tetapi dalam waktu yang sama, mereka juga sangat independen dan memiliki kemampuan membuat fotografer bingung. Ketika mereka meminta untuk berdiri, mereka malah duduk. Meminta mereka untuk tersenyum, maka mereka malah menatap kosong dihadapan kamera. Sehingga membutuhkan banyak waktu yang tepat bagi anda menjepretkan kamera.
Kita melihat pertarungan ini sejak beberapa waktu yang lalu dan dibutuhkan kesabaran untuk melakukannya. Tetapi hal tersebut menjadikan anak-anak sebagai suatu tantangan dan sesuatu yang berharga dalam fotografi, dan jika anda menerimanya dibandingkan dengan anda melawannya maka anda akan mendapatkan beberapa foto yang bagus.
Stop Motion
Stop motion itu video yang dibuat dari kumpulan beberapa/banyak gambar yang saling berhubungan satu sama lain. Karena dalam membuat stop motion itu kita harus menyiapkan banyak gambar. Tidak hanya belasan gambar, gambar yang diperlukan antara puluhan sampai ratusan bahkan ribuan gambar. Tujuannya adalah bergerak sedikit demi sedikit antara bingkai foto secara individual, menciptakan ilusi gerakan ketika serangkaian frame dimainkan sebagai urutan kontinyu untuk mendapatkan efek bergerak dan hidup.
Stop Motion dulunya paling dijauhi oleh para animator dunia, alasannya tekhniknya sudah lama selain itu untuk masalah financial mahal. Karena pada era tersebut masih menggunkan kamera analog dan memakai roll fill, ini semua masih mengandalkan tekhnologi manual atau analog. J. Stuart Blackton mungkin adalah orang Amerika pertama yang menjadi pionir dalam menggunakan teknik stop motion animation. Beberapa film yang telah diciptakannya dengan menggunakan teknik ini adalah The Enchanted Drawing (1900) dan Humorous Phases of Funny Faces (1906) dengan menggambar ekspresi wajah sebuah tokoh kartun pada papan tulis, diambil gambarnya dengan still camera, kemudian dihapus untuk menggambar ekspresi wajah selanjutnya. Tehnik stop-motion animasi ini sering digunakan dalam visual effect untuk film-film di era tahun 50-60-an bahkan sampai saat ini.
Namun pada tahun 1989, sejak Wallace dan Gromit muncul di layar kaca, stop motion kini kembali mengepakkan sayapnya di dunia animasi. Dan dibuktikan kembali oleh Chicken Run di tahun 2000, sampai sekarang. Bahkan, tak sedikit animator independen akhirnya ikut-ikutan tertarik dengan teknik ini.
Cara membuat Stop Motion dibutuhkan alat seperti di bawah ini :
- Kamera (Poket, kamera Hp, DSLR)
- Tripod (fungsinya untuk menyangga aja biar kamera nya diem dan tetap di posisi bidik dan yang penting kamera tetap posisi bidiknya).
- Obyeknya (Sesuai dengan apa yang di inginkan)
- Komputer (Mengedit hasil dari jepretan foto).
Pertama siapkan kamera terus potret obyek yang akan dijadikan stop motion movie dengan menggerakkan obyek yang di foto, potret sebanyak – banyaknya sampi kita mendapatkan beberapa posisi dan anglenya. Ketika selesai melakaukan pemotretan untuk membuatan stop motion, kumpulkan hasil foto tadi lalu edit ke dalam komputer dan urutkan hasil foto ke Movie maker atau alat bantu selain movie maker yang mendukung. Setelah selesai mengedit dan mengurutkan foto hasilnya tinggal di play. Perlu di ingat pembuatan stop motion di butuh kan ketelitian, ketekunan dan kesabaran agar hasil menjadi apa yang di inginkan. (Video Taken From : You Tube)
Stop Motion dulunya paling dijauhi oleh para animator dunia, alasannya tekhniknya sudah lama selain itu untuk masalah financial mahal. Karena pada era tersebut masih menggunkan kamera analog dan memakai roll fill, ini semua masih mengandalkan tekhnologi manual atau analog. J. Stuart Blackton mungkin adalah orang Amerika pertama yang menjadi pionir dalam menggunakan teknik stop motion animation. Beberapa film yang telah diciptakannya dengan menggunakan teknik ini adalah The Enchanted Drawing (1900) dan Humorous Phases of Funny Faces (1906) dengan menggambar ekspresi wajah sebuah tokoh kartun pada papan tulis, diambil gambarnya dengan still camera, kemudian dihapus untuk menggambar ekspresi wajah selanjutnya. Tehnik stop-motion animasi ini sering digunakan dalam visual effect untuk film-film di era tahun 50-60-an bahkan sampai saat ini.
Namun pada tahun 1989, sejak Wallace dan Gromit muncul di layar kaca, stop motion kini kembali mengepakkan sayapnya di dunia animasi. Dan dibuktikan kembali oleh Chicken Run di tahun 2000, sampai sekarang. Bahkan, tak sedikit animator independen akhirnya ikut-ikutan tertarik dengan teknik ini.
Cara membuat Stop Motion dibutuhkan alat seperti di bawah ini :
- Kamera (Poket, kamera Hp, DSLR)
- Tripod (fungsinya untuk menyangga aja biar kamera nya diem dan tetap di posisi bidik dan yang penting kamera tetap posisi bidiknya).
- Obyeknya (Sesuai dengan apa yang di inginkan)
- Komputer (Mengedit hasil dari jepretan foto).
Pertama siapkan kamera terus potret obyek yang akan dijadikan stop motion movie dengan menggerakkan obyek yang di foto, potret sebanyak – banyaknya sampi kita mendapatkan beberapa posisi dan anglenya. Ketika selesai melakaukan pemotretan untuk membuatan stop motion, kumpulkan hasil foto tadi lalu edit ke dalam komputer dan urutkan hasil foto ke Movie maker atau alat bantu selain movie maker yang mendukung. Setelah selesai mengedit dan mengurutkan foto hasilnya tinggal di play. Perlu di ingat pembuatan stop motion di butuh kan ketelitian, ketekunan dan kesabaran agar hasil menjadi apa yang di inginkan. (Video Taken From : You Tube)
Bermain-main dengan indahnya teknik Strobist
Komunitas pecinta fotografi strobist saat ini sudah semakin banyak. Kepuasan menghasilkan foto dengan teknik pencahayaan yang diatur sedemikian rupa itu ternyata membuat banyak orang terus ingin berkreasi memotret dengan lampu kilat (flash). Foto yang dibuat dengan teknik ini mampu memberi kesan profesional, berkarakter, berdimensi dan unik. Jangan salah sangka lo… untuk menggeluti hobi ini kita harus merogoh kocek amat dalam, karena ternyata gear / peralatan yang diperlukan harganya cukup terjangkau.
Inti dari teknik strobist adalah memotret dengan flash yang terpisah dari kamera (off-shoe). flash ini diatur di posisi tertentu sehingga akan memberi hasil yang berbeda dibanding dengan flash yang terpasang di hot-shoe. Bagi yang perlu hasil lebih profesional, bisa digunakan lebih dari satu flash yang menyala bersamaan. Antara kamera dan flash perlu adanya sinkronisasi sehingga timingnya tepat.
Pada generasi fotografi yang masih menggunakan film, untuk melakukan teknik strobis memakai alat yang mirip dengan Trigger yang berfungsi sebagai pemicu flash. Alat ini umum dikenal sebagai mata kucing/slave unit/synchro eye yang berbasis pada pencahayaan flash dari master yang segera diikuti oleh slave-nya ( flash lain yang kita gunakan). namun penggunaan mata kucing hanya terbatas di studio saja, karena kepekaan mata kucing ini tidak akan bekerja pada lokasi outdoor. Cara lainnya yang umum dipakai untuk men-trigger / memicu flash yang terpisah dari kamera yaitu :
• memakai kabel
• memakai sensor cahaya (mata kucing)
• memakai gelombang infra-red (IR)
• memakai gelombang radio (RF)
Cara apa yang dipilih tentu tergantung pada kebutuhan dan dana yang ada. Kabel lebih kepada kemudahan pemakaian namun terbatas penempatan dan jumlah lampu yang bisa dipancing/dipicu. Mata kucing juga praktis namun jika digunakan pada siang hari jadi kurang sensitif. Sistem infra merah sudah jarang dipakai karena merepotkan, antara kamera dan lampu harus segaris, tidak boleh terhalang oleh suatu benda lain. Metode RF dianggap sebagai metode off-shoe yang terbaik namun juga yang termahal. Flash kelas atas umumnya sudah memiliki pemancar RF terintegrasi sehingga bisa bermain wireless trigger dengan puas.
So, berkreasi dengan strobist ? Mengapa tidak ???????? Selamat mencoba !!!!!!!.......
Kamera Lubang Jarum
Pinhole Camera atau yang lebih dikenal Kamera Lubang Jarum di Indonesia, pada dasarnya adalah aplikasi praktis dari prinsip dasar kerja kamera modern. Prinsip kerja teknologi fotografi ini, bermula dari keinginan manusia yang nyatanya memang menjadi tuntutan kebutuhan untuk bisa merekam gambar sepersis mungkin.Cikal bakalnya sudah dimulai oleh penulis Cina, Moti, pada abad ke-5 SM, Aristoteles pada abad ke-3 SM, dan seorang ilmuwan Arab ibnu al Haitam atau Al Hazen pada abad ke-10 M. .Perkembangan KLJ di Indonesia semakin besar dengan dibentuknya KLJI pada tanggal 17 Agustus 2002 oleh fotografer Ray Bachtiar Dradjat yang sekaligus penulis buku Memotret Dengan Kamera Lubang Jarum.
KLJ saat ini, lebih didedikasikan untuk pelajaran dasar fotografi dan inovasi teknologi, lebih tepatnya aktivitas fun, art, dan science. Bahan yang digunakan pun berbeda-beda, mulai dari kaleng bekas, kardus, pipa paralon dan kayu yang menyerupai camera pocket.. Sedangkan media yang dipakai tergantung selera fotografer, bisa dari kertas foto atau negatif film(B/W atau warna).Maka sangat pantas jika KLJ digunakan sebagai kendaraan untuk “pendidikan” dan juga “seni”.
Pembuatan KLJ ini tergolong mudah tapi butuh kesabaran dan keteletian lebih.Adapun yang perlu dipersiapkan adalah benda yang kedap cahaya. Adapun teknis pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Siapkan kaleng tempat rokok bekas,pipa paralon dll
2. Pilox bagian dalam degan warna hitam
3. Lubangi bahan 1 tsb dengan bor / paku
4. Pada lubang tadi letakkan guntungan kaleng softdrink yang sudah diamplas dan dilubangi dengan JARUM (sebagai diafragma).
5. Rekatkan lempengan tersebut di kaleng rokok dengan menggunakan lakban hitam
6. Tutup lubang diafaragma tadi dng lakban hitam (sebagai shutter speed)
7. Bila kertas (bisa lucky, ilford, chenfu) sebagai media untuk menangkap image
8. Jika akan hunting masukkan kertas / film tadi. Tentunya di tempat gelap ataupun dengan menggunakan changging bag
Cara mengoperasikannya pun cukup mudah: mainkan lebar bukaan ‘lubang jarum’ serta atur seberapa lama lubang itu dibiarkan terbuka. Secara sederhana, dua aturan di bawah dapat dijadikan panduan:
1. Semakin besar lubang, dan semakin lama bukaan lubang: maka citra menjadi semakin terang, tapi detilnya semakin kabur.
2. Semakin kecil lubang, dan semakin singkat bukaan lubang: maka citra menjadi semakin gelap, tapi detilnya semakin tajam.
Proses selanjutnya adalah proses cuci, proses ini dilakukan di kamar gelap, kalau tidak punya kamar gelap anda bisa menggunakan kamar / kamar mandi yang ditutup rapat-rapat sampai tidak ada cahaya sedikitpun yang masuk.chemical yang dibutuhkan untuk memproses media kertas foto sebenarnya ada 3:
1. Developer : kurang lebih 2-4 menit
2. Stop bath atau cuka : kurang lebih 10-20 detik
3. Fixer : kurang lebih 2-3 menit
Baru setelah itu kita akan mendapatkan citra negatif pada kertas foto yang telah dicuci, proses pemositifan, yaitu dengan cara menempelkan kertas negatif menghadap ke bawah dan harus menempel rata dengan bantuan kaca, lebih bagus lagi diberi spon dibawah. Setelah itu sinari, lakukan tes print terlebih dahulu untuk mendapatkan normal print (proses dilakukan di kamar gelap).
“ KLJ bukan alat yang sempurna tapi kendaraan untuk menjadi sempurna, meski hingga saat ini KLJI masih sarat dengan berbagai ujian, saya tetap yakin, bahwa kita masih ada di jalan yang benar” , pendapat. Ray Bachtiar Drajat.
Nah, selamat mencoba membuat senjata fotografi dengan kretifitas teman-teman !!!!!!!!
Apa itu Foto Bulb ?
Bulb merupakan salah satu teknik pengambilan gambar (di fotografi) dengan menggunakan speed yang sangat lambat. Sangat lambat & hampir gak mungkin klo kita memegang kamera dengan tangan, untuk itu di perlukan kaki tiga alias tripod. Penggunaan tripod sangat penting dalam melakukan pengambilan foto mode Bulb. Fungsinya agar tidak terjadi guncangan pada kamera sewaktu pengambilan gambar dilakukan yang dapat membuat gambar berbayang.
Tripod masih bisa diganti dengan meja, atau apapun dimana kamera bisa diletakan dan syaratnya tempat tersebut tidak goyang.
Selain tripod, alat yang wajib ada adalah kamera. Ini alat yang paling penting, klo ga ada kamera mau foto bulb pake apa?? Pake jidat apa pake dengkul.. he.. he.. he.. Alat bantu yang lain yang bisa di pakai untuk bereksperimen adalah senter, lampu-lampu jalan, lampu mobil, kembang api, api, dll.
Teknik bulb ini sering juga disebut teknik melukis dengan cahaya (light graffiti), seperti halnya menggambar di atas kertas. namun perbedaanya adalah pada media yang digunakan. Melukis dengan cahaya adalah sebuah teknik yang menggunakan kamera sebagai alat untuk mereproduksi atau merekam cahaya, yang nantinya akan memadukan titik-titik cahaya menjadi sebuah gambar yang artistik.
Teknik Pengambilan Foto Bulb beserta Alat dan Bahan yang dibutuhkan:
1. Tripod ( kaki tiga)
Alat ini fungsinya sangat penting dalam melakukan Bulb. Fungsinya agar tidak terjadi guncangan pada kamera sewaktu pengambilan gambar dilakukan yang membuat gambar berbayang. Tripod masih bisa diganti dengan meja, ato apapun dimana kamera bisa diletakan dan syaratnya tempat tersebut tidak mudah terkena guncangan.
2. Kamera
3. Senter, Lampu-lampu jalan, Lampu mobil, Kembang api, Api, dll
Pada umumnya foto bulb dilakukan pada malam hari. Karena pada malam hari cahaya yang ada sangatlah minim, jadi amat sangat memungkinkan untuk melakukan pengambilan foto dengan speed yang sangat rendah. Dengan melakukan penyesuaian pada diafragma dengan bukaan kecil,sangat memungkinkan untuk mendapatkan speed yg rendah,serta gambar yang detail(dikarenakan bukaan diafragma yg besar membuat ruang tajam semakin luas).Penggunaan ISO/ASA/biasa disebut dengan istilah ‘film speed’ yang sangat rendah, membuat gambar yang dihasilkan semakin tajam,karena kerapatan gambar yg dihasilkan cukup halus. Namun foto bulb tidak hanya memungkinkan dilakukan pada malam hari, namun juga siang hari, tapi tetap di tempat2 tertentu yang mempunyai pencahayaan minim
Teknik Pengambilan Foto BULB :
• Shutter Speed rendah, lebih dari 3 detik (agar didapat efek pergerakan dari benda yang di foto ).
• Diafragma Kecil, 11-22 (Untuk mendapatkan ruang tajam keseluruhan gambar lebih luas dan memungkinkan shutter speed lebih lambat).
• ISO/ASA serendah mungkin, <200 Menggunakan Tripod & kabel release (bila ada). untuk mengurangi guncangan agar gambar yang dihasilkan tidak berbayang.
• MemFokuskan object, foto bulb tidak hanya sekedar foto landscape(pemandangan/view) saja.melaikan dapat juga ditentukan sebuah objek foto dengan Foreground atau background efek cahaya bergerak (Moving Lights).
• Metering Objek, dimaksudkan agar objek yang difoto dapat tergambar dengan pencahayaan yang cukup jelas,kecuali jika sang fotografer mempunyai maksud lain dengan men-Set metering objek Under atau Over expos.
Teknik bulb ini sering juga disebut teknik melukis dengan cahaya, seperti halnya menggambar di atas kertas. namun perbedaanya adalah pada media yang digunakan. melukis dengan cahaya adalah sebuah teknik yang menggunakan kamera sebagai alat untuk mereproduksi atau merekam cahaya, yang nantinya akan memadukan titik-titik cahaya menjadi sebuah gambar yang artistik.
Monday, December 20, 2010
FOTO JURNALISTIK
Orang yang terjun sebagai fotografer jurnalistik biasanya disebut sebagai pewarta foto. Foto yang dihasilkan oleh pewarta foto digunakan sebagai ilustrasi dari sebuah berita di media massa. Biasanya pewarta foto ini terbagi dalam dua kelompok yakni fotografer tetap dan freelance, pembagian ini hanya berdasarkan keterikatan kontrak kerja dengan media massa. Fotojurnalistik adalah menyampaikan kisah dengan foto. Seperti halnya karya tulis, fotojurnalistik menyampaikan kisah berdasar fakta, memberi informasi dan menghibur. Memandang foto jurnalistik sebagai suatu kajian artinya memasuki matra yang memiliki tradisi kuat tentang proses “sesuatu” yang dikomunikasikan. Dalam hal ini yang bernialai berita kepada orang lain atau khalayak lain dalam masyarakat.
Kriteria penilaian foto jurnalsitik antara lain, aktual yang berarti nilai berita tersebut tidak basi. Faktual yang bermakna fakta, jadi nilai berita tidak dibuat-buat. Selain itu harus ada unsur informatif, dan nilai berita harus mengandung misi kemanusiaan yang merangsang publik untuk menghargai apa yang patut untuk dihargai. Unsur gema juga diperlukan dalam hal ini, yang berarti sejauh mana topic berita menjadi pengetahuan umum. Serta unsur atraktif yang menyangkut grafis foto itu sendiri.
Jenis-jenis foto jurnalistik :
1. Foto berita
Foto yang mengandung isi berita yang harus segera disiarkan. Jika ditunda penyiarannya, maka isi berita tersebut mejadi basi. Foto berita ada 2 macam :
a. General news
b. Spot News
2. Foto Features
Foto yang bersifat timeless, informasi yag diberikan tidak harus aktual. Dalam artian, berita tersebut tidak akan basi meskipun dilihat beberapa bulan setelah foto itu dibuat.
3. Foto Stories
Rangkaian foto-foto yang membentuk suatu cerita yang bersifat deskriptif, jadi hanya menggambarkan suatu peristiwa secara umum saja.
4. Foto Essay
Rangkaian foto-foto yang membentuk suatu cerita yang bersifat naratif, jadi kita memesukkan opini kita dalam karya kita.
Environmental portrait
Environmental portrait merupakan jenis foto portrait yang diambil dengan menunjukkan lingkungan subjek, seperti rumah atau tempat kerjanya dan khususnya menjelaskan keadaan sekitar serta kehidupan subjek. Dengan memotret seseorang bersama lingkungan sekitarnya, mampu lebih baik menjelaskan karakter subjek dan pastinya menggambarkan intisari dari kepribadiannya daripada mengutamakan fisiknya saja. Selain itu, subjek akan lebih merasa nyaman dan lebih tercipta suasana yang kondusif untuk mengekspresikan dirinya, karena hal ini berkebalikan dengan memotret di studio dimana subjek akan merasa terintimidasi. Lingkungan sekitar atau background merupakan elemen terpenting dalam pemotretan environmental portrait karena digunakan untuk menyampaikan informasi tentang orang yang dipotret. Dalam environmental portrait, background merupakan satu kesatuan dari gambar. Maksudnya, background haruslah terlihat jelas dengan cara menggunakan bukaan kecil saat memotret. Akan tetapi, background tidak harus mendominasi gambar. Karena dalam kenyataannya, detail penyampaian pesan dari lingkungan sekitar bisa saja sangat kecil meskipun tetap penting. Kuncinya terletak pada simbol yang diekspresikan oleh berbagai macam elemen dalam background. Misalnya sebuah topi baseball dalam background tidak akan menunjukkan banyak tentang subjek (kecuali dia memang seorang pemain baseball), tetapi sebuah gerobak sampah memberikan banyak informasi tentang siapa dia dan apa yang dia lakukan.
Yang membedakan environmental portrait dengan jenis foto portrait umum adalah pada cara memotret subjek. Jika pada foto portrait hanya menampilkan wajah (ekspresi) subjek tetapi pada environmental portrait haruslah menampilkan background dari subjek. Selain itu pada foto portrait hanya memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter subjek tetapi pada environmental portrait mampu menjelaskan karakter dan memberikan informasi tentang kehidupan subjek. (Foto By : Yuda Kurniawan)
Sejarah Fotografi
Fotografi merupakan kata-kata yang diambil dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu: photo yang artinya cahaya dan graph yang artinya lukis. Secara sederhana fotografi bisa diartikan menggambar dengan cahaya. Fotografi sendiri dikenal sudah sangat lama bahkan sebelum masehi. Akan tetapi sejarah fotografi tidak bisa terkuak terlalu dalam. Hal ini dikarenakan minimnya sumber-sumber sejarah yang mendukung data-data dari bagaimana fotografi berkembang untuk pertama kali. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong.
Tahun 1519 Leonardo Da vinci mempopulerkan mainan yang banyak digunakan para pelukis, yaitu kamera obscura, sebuah perkakas praktis yang terdiri dari kotak sempit-ringan dengan sebuah cermin, sebuah kaca putar atau layar kertas, dan sebuah lubang sebesar ujung jarum (pinhole). Para pelukis menggunakan alat ini untuk mengubah pemandangan 3 dimensi menjadi image 2 dimensi. Dalam perkembangannya kamera Obscura banyak dimodifikasi oleh para seniman, tetapi tetap saja ada ketidakpuasan muncul karena citra yang ditampilkan tidak jelas, selain itu ketidakpuasan lain adalah bagaimana merekam gambar pemandangan didepan kamera seperti layaknya sebuah lukisan.
Secara sederhana, sejarah dan perkembangan fotografi di bagi dalam 3 era. Era ini dibagi berdasarkan dari teknologi pada kamera dan bahan untuk merekam gambarnya. Erat tersebut adalah Era Pra Negatif Film, Era Negatif Film dan Era Fotografi Digital.
Sunday, December 19, 2010
Kisah Kamera Brownie Sebagai Legenda Kamera Pocket
Kamera Brownie yang dibuat pertama kali pada Februari 1900 adalah pemegang konsep pertama soal kamera saku dan kamera instan.Di tengah kamera-kamera yang masih berukuran besar saat itu, ukuran Brownie memang relatif bisa masuk saku. Konsep instan yang dimilikinya membuat semua orang bisa memotret dengan mudah tanpa perlu belajar teori fotografi. Dengan Brownie, kita tinggal bidik, pencet, selesai sudah. Brownie yang dijual cuma dengan harga 1 dollar AS ini mengatur bukaan diafragma dan kecepatan rana dengan perkiraan pencahayaan rata-rata yang biasanya ada saja. Foto yang dihasilkannya memang mutunya tidak tinggi. Tetapi, di tengah elitenya dunia fotografi saat itu, kehadiran Brownie jelas sangat dinanti masyarakat.
Brownie terus diproduksi di Amerika dan Inggris sampai tahun 1957 dengan berbagai model dan varian.Saat ini kolektor dan pemilik Brownie tersebar di seluruh dunia. Walau film untuk Brownie sudah bisa dikatakan tidak ada lagi, para pemilik Brownie seluruh dunia masih suka berbagi cerita lewat sejumlah milis.Kembali ke masalah Virginia Schau, kita sungguh diyakinkan bahwa sebuah foto yang bagus bukan ditentukan kamera. Sebuah foto adalah hasil dari kejadian, keputusan, dan kemauan.Sebuah foto yang baik tetap baik, apa pun kamera yang dipakainya.
Brownie terus diproduksi di Amerika dan Inggris sampai tahun 1957 dengan berbagai model dan varian.Saat ini kolektor dan pemilik Brownie tersebar di seluruh dunia. Walau film untuk Brownie sudah bisa dikatakan tidak ada lagi, para pemilik Brownie seluruh dunia masih suka berbagi cerita lewat sejumlah milis.Kembali ke masalah Virginia Schau, kita sungguh diyakinkan bahwa sebuah foto yang bagus bukan ditentukan kamera. Sebuah foto adalah hasil dari kejadian, keputusan, dan kemauan.Sebuah foto yang baik tetap baik, apa pun kamera yang dipakainya.
Wednesday, December 15, 2010
Mengenal Sejarah Fotografi dari Louis Daguerre
Fotografi! Tak lain dari Louis Jacques Mande Daguerre-lah orang yang di tahun 1830-an berhasil menemukan fotografi praktis.
Daguerre dilahirkan tahun 1787 di kota Cormeilles di Perancis Utara. Waktu mudanya dia seniman. Pada umur pertengahan tiga puluhan dia merancang “diograma”, barisan lukisan pemandangan yang mempesona bagusnya, dipertunjukkan dengan bantuan efek cahaya. Sementara dia menggarap pekerjaan itu, dia menjadi tertarik dengan pengembangan suatu mekanisme untuk secara otomatis melukiskan kembali pemandangan yang ada di dunia tanpa menggunakan kwas atau cat. Dengan kata lain: kamera!
Tingkat pertama perancangan alat kamera yang bisa berfungsi tidak berhasil. Di tahun 1827 dia ketemu Joseph Nicephore Niepce yang juga sedang mencoba (dan sejauh itu lebih sukses) menciptakan kamera. Dua tahun kemudian mereka menjadi kongsi. Di tahun 1833 Niepce meninggal, tetapi Daguerre tetap tekun meneruskan percobaannya. Menjelang tahun 1837 dia sudah berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebutnya “daguerreotype.”
Tahun 1839 Daguerre memberitahu publik secara terbuka tanpa mempatenkannya. Sebagai imbalan, pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada baik Daguerre maupun anak Niepce. Pengumuman penemuan Daguerre menimbulkan kegemparan penduduk. Daguerre merupakan seorang pahlawan saat itu, ditaburi rupa-rupa penghormatan, sementara metode “daguerreotype” dengan cepat berkembang menjadi hal yang digunakan oleh umum. Daguerre sendiri segera pensiun. Dia meninggal tahun 1851 di kota asalnya dekat Paris.
Tak banyak penemuan teknologi yang begitu banyak digunakan awam seperti halnya fotografi. Dia digunakan di hampir tiap bidang penyelidikan ilmu. Begitu juga di bidang industri dan militer. Sarana yang vital di kalangan rakyat biasa, hobbi menyenangkan buat berjuta orang. Fotografi ambil bagian dalam penyebaran penerangan (atau penipuan untuk mengelabui orang lewat informasi palsu), di bidang pendidikan, jurnalistik dan iklan. Berhubung fotografi mampu dengan cepat mengingatkan orang akan masa lampaunya, dia menjadi sarana suvenir dan kenang-kenangan yang tersebar luas. Sinematografi, tentu saja, merupakan perkembangan berikutnya yang punya arti penting-selain melayani dan merupakan sarana hiburan yang tak bisa diabaikan-juga saina banyak digunakan setara dengan foto “diam.”
Tak ada penemuan ilmiah yang dilakukan oleh seseorang sendirian tanpa ada petunjuk dari orang-orang sebelumnya seperti Daguerre. “Kamera obscura” (alat serupa dengan kamera tetapi tanpa film) telah diketemukan orang delapan abad sebelum Daguerre. Di abad ke-16, Girolamo Cardano membuat langkah menempatkan lensa di muka “kamera obscura” terbuka. Ini merupakan langkah penting menuju lahirnya kamera modern. Tetapi karena bayangan yang dihasilkan tidak tahan lama samasekali, sulitlah dianggap sebuah fotografi. Penemuan pemula lainnya diketemukan tahun 1727 oleh Johann Schulze yang menemukan bahwa garam perak sangat sensitif terhadap cahaya. Meskipun dia gunakan penemuan ini untuk membuat gambar sementara, Schulze tak punya gambaran bagaimana cara semestinya meneruskan gagasannya.
Pendahulu yang dekat dengan apa-apa yang berhasil diperbuat Daguerre adalah Niepce yang kemudian menjadi partner Daguerre. Sekitar tahun 1829 Niepce menemukan bahwa batuan tebal hitam dari Judea, sejenis aspal, sangat peka terhadap cahaya. Dengan menggabungkan benda peka cahaya dengan “kamera obscura,” Niepce berhasil membuat foto pertama di dunia (salah satu yang dijepretnya tahun 1826 masih ada hingga sekarang). Atas dasar itu, beberapa orang menganggap Niepce-lah yang layak dianggap sebagai penemu fotografi. Tetapi sistem fotografi Niepce sepenuhnya tidak praktis karena memerlukan tidak kurang dari delapan jam untuk pengambilannya dan itu pun cuma menghasilkan gambar yang guram.
Kamera resmi Daguerre yang diprodusir iparnya, Alphonse Girous, dibubuhi cap yang berbunyi: “Tanpa tanda tangan M. Daguerre dan tanda M. Giroux, tidak terjamin.”karena itu punya arti praktis yang berlebih.
Pada metode Daguerre, gambar direkam di atas lembar yang berlapis “iodide perak”. Waktu pengambilan yang dibutuhkan antara 15-20 menit sudah cukup memadai walau berabe bawanya karena berat, toh berguna. Dua tahun sesudah Daguerre mempertunjukkan ciptaannya di depan umum, orang-orang usul penyempurnaan: penambahan “cairan perak” pada “iodide perak” yang peka cahaya. Perubahan kecil ini punya pengaruh banyak mengurangi waktu yang diperlukan buat pemotretan, karena itu punya arti praktis yang berlebih.
Tahun 1839, sesudah Daguerre mengumumkan secara terbuka hasil penemuan fotografinya, William Henry Talbot, seorang ilmuwan Inggris, memberitahukan pula bahwa dia telah mengembangkan metode fotografi lain, lewat cara pencetakan negatif, seperti dilakukan orang sekarang ini. Menarik untuk dicatat, Talbot sesungguhnya sudah memprodusir alat potret di tahun 1835, dua tahun sebelum keluarnya model Daguerre. Talbot, yang juga melibatkan diri dalam pelbagai proyek, tidak lekas-lekas meneruskan eksperimen fotografinya. Kalau saja hal ini dilakukannya, mungkin sekali dia bisa memprodusir alat potret yang komersil sebelum Daguerre melakukannya, dan bisa dianggap sebagai penemu fotografi.
Tahun-tahun sesudah Daguerre dan Talbot, beruntun dilakukan orang pelbagai penyempurnaan: proses lembaran basah, proses lembaran kering, rol film modern, film berwarna, film bioskop, polaroid dan xerografi. Kendati banyak orang yang terlibat dalam pengembangan fotografi, saya anggap Louis Daguerre-lah orang yang paling banyak beri sumbangan pikiran. Tak ada sistem yang patut dipakai sebelum Daguerre dan sistem yang dikembangkannya paling praktis dan paling diterima secara luas. Lebih dari itu, penyiaran yang luas dari hasil penemuannya merupakan daya dorong buat penyempurnaan-penyempurnaan selanjutnya. Memang benar, fotografi yang kita kenal sekarang jauh berbeda dengan sistem Daguerre, tetapi walaupun misalnya tidak ada penyempurnaan apa pun, toh apa yang dibuat Daguerre sudah dapat dimanfaatkan.
Daguerre dilahirkan tahun 1787 di kota Cormeilles di Perancis Utara. Waktu mudanya dia seniman. Pada umur pertengahan tiga puluhan dia merancang “diograma”, barisan lukisan pemandangan yang mempesona bagusnya, dipertunjukkan dengan bantuan efek cahaya. Sementara dia menggarap pekerjaan itu, dia menjadi tertarik dengan pengembangan suatu mekanisme untuk secara otomatis melukiskan kembali pemandangan yang ada di dunia tanpa menggunakan kwas atau cat. Dengan kata lain: kamera!
Tingkat pertama perancangan alat kamera yang bisa berfungsi tidak berhasil. Di tahun 1827 dia ketemu Joseph Nicephore Niepce yang juga sedang mencoba (dan sejauh itu lebih sukses) menciptakan kamera. Dua tahun kemudian mereka menjadi kongsi. Di tahun 1833 Niepce meninggal, tetapi Daguerre tetap tekun meneruskan percobaannya. Menjelang tahun 1837 dia sudah berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebutnya “daguerreotype.”
Tahun 1839 Daguerre memberitahu publik secara terbuka tanpa mempatenkannya. Sebagai imbalan, pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada baik Daguerre maupun anak Niepce. Pengumuman penemuan Daguerre menimbulkan kegemparan penduduk. Daguerre merupakan seorang pahlawan saat itu, ditaburi rupa-rupa penghormatan, sementara metode “daguerreotype” dengan cepat berkembang menjadi hal yang digunakan oleh umum. Daguerre sendiri segera pensiun. Dia meninggal tahun 1851 di kota asalnya dekat Paris.
Tak banyak penemuan teknologi yang begitu banyak digunakan awam seperti halnya fotografi. Dia digunakan di hampir tiap bidang penyelidikan ilmu. Begitu juga di bidang industri dan militer. Sarana yang vital di kalangan rakyat biasa, hobbi menyenangkan buat berjuta orang. Fotografi ambil bagian dalam penyebaran penerangan (atau penipuan untuk mengelabui orang lewat informasi palsu), di bidang pendidikan, jurnalistik dan iklan. Berhubung fotografi mampu dengan cepat mengingatkan orang akan masa lampaunya, dia menjadi sarana suvenir dan kenang-kenangan yang tersebar luas. Sinematografi, tentu saja, merupakan perkembangan berikutnya yang punya arti penting-selain melayani dan merupakan sarana hiburan yang tak bisa diabaikan-juga saina banyak digunakan setara dengan foto “diam.”
Tak ada penemuan ilmiah yang dilakukan oleh seseorang sendirian tanpa ada petunjuk dari orang-orang sebelumnya seperti Daguerre. “Kamera obscura” (alat serupa dengan kamera tetapi tanpa film) telah diketemukan orang delapan abad sebelum Daguerre. Di abad ke-16, Girolamo Cardano membuat langkah menempatkan lensa di muka “kamera obscura” terbuka. Ini merupakan langkah penting menuju lahirnya kamera modern. Tetapi karena bayangan yang dihasilkan tidak tahan lama samasekali, sulitlah dianggap sebuah fotografi. Penemuan pemula lainnya diketemukan tahun 1727 oleh Johann Schulze yang menemukan bahwa garam perak sangat sensitif terhadap cahaya. Meskipun dia gunakan penemuan ini untuk membuat gambar sementara, Schulze tak punya gambaran bagaimana cara semestinya meneruskan gagasannya.
Pendahulu yang dekat dengan apa-apa yang berhasil diperbuat Daguerre adalah Niepce yang kemudian menjadi partner Daguerre. Sekitar tahun 1829 Niepce menemukan bahwa batuan tebal hitam dari Judea, sejenis aspal, sangat peka terhadap cahaya. Dengan menggabungkan benda peka cahaya dengan “kamera obscura,” Niepce berhasil membuat foto pertama di dunia (salah satu yang dijepretnya tahun 1826 masih ada hingga sekarang). Atas dasar itu, beberapa orang menganggap Niepce-lah yang layak dianggap sebagai penemu fotografi. Tetapi sistem fotografi Niepce sepenuhnya tidak praktis karena memerlukan tidak kurang dari delapan jam untuk pengambilannya dan itu pun cuma menghasilkan gambar yang guram.
Kamera resmi Daguerre yang diprodusir iparnya, Alphonse Girous, dibubuhi cap yang berbunyi: “Tanpa tanda tangan M. Daguerre dan tanda M. Giroux, tidak terjamin.”karena itu punya arti praktis yang berlebih.
Pada metode Daguerre, gambar direkam di atas lembar yang berlapis “iodide perak”. Waktu pengambilan yang dibutuhkan antara 15-20 menit sudah cukup memadai walau berabe bawanya karena berat, toh berguna. Dua tahun sesudah Daguerre mempertunjukkan ciptaannya di depan umum, orang-orang usul penyempurnaan: penambahan “cairan perak” pada “iodide perak” yang peka cahaya. Perubahan kecil ini punya pengaruh banyak mengurangi waktu yang diperlukan buat pemotretan, karena itu punya arti praktis yang berlebih.
Tahun 1839, sesudah Daguerre mengumumkan secara terbuka hasil penemuan fotografinya, William Henry Talbot, seorang ilmuwan Inggris, memberitahukan pula bahwa dia telah mengembangkan metode fotografi lain, lewat cara pencetakan negatif, seperti dilakukan orang sekarang ini. Menarik untuk dicatat, Talbot sesungguhnya sudah memprodusir alat potret di tahun 1835, dua tahun sebelum keluarnya model Daguerre. Talbot, yang juga melibatkan diri dalam pelbagai proyek, tidak lekas-lekas meneruskan eksperimen fotografinya. Kalau saja hal ini dilakukannya, mungkin sekali dia bisa memprodusir alat potret yang komersil sebelum Daguerre melakukannya, dan bisa dianggap sebagai penemu fotografi.
Tahun-tahun sesudah Daguerre dan Talbot, beruntun dilakukan orang pelbagai penyempurnaan: proses lembaran basah, proses lembaran kering, rol film modern, film berwarna, film bioskop, polaroid dan xerografi. Kendati banyak orang yang terlibat dalam pengembangan fotografi, saya anggap Louis Daguerre-lah orang yang paling banyak beri sumbangan pikiran. Tak ada sistem yang patut dipakai sebelum Daguerre dan sistem yang dikembangkannya paling praktis dan paling diterima secara luas. Lebih dari itu, penyiaran yang luas dari hasil penemuannya merupakan daya dorong buat penyempurnaan-penyempurnaan selanjutnya. Memang benar, fotografi yang kita kenal sekarang jauh berbeda dengan sistem Daguerre, tetapi walaupun misalnya tidak ada penyempurnaan apa pun, toh apa yang dibuat Daguerre sudah dapat dimanfaatkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)